http://faizsadventure.blogspot.com

Sabtu, 10 Maret 2012

tugas Ekonomi Sumberdaya




Maksud dengan kutukan sumber daya alam disini adalah adanya sebuah fenomena dimana sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah mengalami krisis, seperti kemiskinan, perang saudara dll yang banyak menyangkut masalah ekonomi dan sosisal. Indonesia misalnya, memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan tersebar dari sabang sampai merauke tapi kemampuan ekonomi indonesia belum cukup bisa bersaing dengan negara lain dan masih masuk dalam negara berkembang. Banyak negara yang mengalami kasus sama dengan indonesia seperti bangsa afrika barat, negara timur tengah, rusia, amerika latin dan umunya negara berkembang dan miskin.
Untuk memahami mengapa negara-negara bekembang yang kaya akan sumber daya alam memiliki kinerja yang buruk, dinamakan natural resource curse. Pertama, karena banyak negara berkembang secara ekonomi bergantung pada sumber daya alam. Kedua negara dengan sumber daya melimpah merupakan negara kaya dengan penduduk miskin menunjukkan tidak berjalan baiknya globalisasi, mereka cenderung tidak bisa mengolah sumber daya yang berlebihan untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin.  Selain itu faktor keserakahan para pejabat atau penguasa juga mempengaruhi negara ini tetap miskin, semua penguasa cenderung ribut memperebutkan hal kepemilikan atau paling tidak mendapat untung sebanyak mungkin terhadap proyek negara yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam sehingga terjadinya betrok kepentingan yang memicu konflik, sehingga para penguasa tidak lagi memikirkan kesejahteraan masyarakat melainkan berlomba-lomba memperkaya diri sendiri. Tidak hanya di lingkaran para pejabat, masyarakat pun akan ikut berkonflik apabila menyangkut masalah ini, seperti kasus di salah satu wilayah Kongo kaya bernama Katanga yang ingin memisahkan diri terhapad negara kongo, namun dengan pertarungan sengit dan memakai kekerasan wilayah tersebut kembali masuk ke dalam negara Kongo.  Dapat dilihat bahwa negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah bahkan sulit mencapai kata demokrasi, karena banyaknya konflik kepentingan masing-masing wilayah atau pribadi dan kelompok, sehingga integritas bangsa negara sebagai satu kesatuan akan melemah dan akan mudah masuknya pengaruh asing terhadap negara dan pemerintahan.
Banyaknya sumber daya alam disuatu negara seharusnya membuat masyarakat menjadi makmur, karena punya modal yang lebih dibandingkan negara lainnya. Namun pada kenyataannya, sumber daya yang melimpah ini tidak sepenuhnya jatuh ketangan rakyat, lagi-lagi praktek KKN selalu menghiasi suatu kebijakan bahkan hampir disetiap negara. Paktek suap untuk membeli sumber daya alam seperti minyak bumi yang seharusnya milik pemerintah diprivatisasi, yang sebenarnya privatisasi hanyalah perhalusan dari kata suap. Para pejabat negara yang bertanggung jawab diberi suap oleh perusahaan asing untuk melakukan privatisasi, hal ini jelas sangat merugikan pemerintah, meskipun terlihat seperti negara mendapat pemasukan banyak, tapi itu hanya dalam jangka yang pendek tanpa adanya investasi dari pendapatan maka kehancuran hanya menunggu waktu. Sumber daya yang dikuasai asing akan sepenuhnya dieksploitasi sehingga akan menimbulkan kerusakan ingkungan yang berdampak pada negara dan yang akan menanggung hal tersebut bukanlah asing, tetapi adalah negara sendiri. Namun menurut pendapat saya pribadi hal tersebut tidak sepenuhnya salah karena penjualan sumber daya tidak salah apabila alasannya jelas, seperti adanya krisis yang amat sangat parah dan apabila sumber daya tersebut tidak mampu manusia pribumi mengelola, akan lebih baik apabila sumber daya tersebut dimanfaatkan oleh yang lebih ahli dengan catatan keuntungan dari privatisasi tersebut dijadikan investasi dibidang yang lebih bermanfaat dan menghasilkan keuntungan jangka panjang dan tidak merusak lingkungan negara sendiri, saya rasa tidak masalah apabila melakukan privatisasi dengan cara ini.
Negara dengan sumber daya yang kaya mempunyai kecenderungan untuk menghamburkan uang. Uang yang mudah didapat akan mudah habis, seperti contoh dana yang digunakan untuk sebuah proyek yang nialainya nesar tidak seberapa tapi dana untuk konstituen sebagai alat demikrasi lebih mahal, ini juga tidak lepas dari praktek KKN. Selain karena tidak bisa membelanjakan dan memanfaatkan uang dan sumber daya dengan baik, terdapat masalah lain dengan sumber dayanya, sumber daya alam sangat tidak stabil, harga cenderung berubah, sehingga menciptakan pola boom and-bust dalam ekonomi, artinya ketika harga tinggi, negara menghabiskan uang sehingga gagal mengantisipasi harga yang jatih dikemudian hari. Ketika harga minyak rendah, terjadi kebangkrutan dan kejatuhan ekonomi, booming ekonomi menghasilkan booming real estate yaitu dimana peminjaman uang di bank lebih mudah, karena yakin bahwa niali realestate yang tinggi dapat dijadikan jaminan yang merupakan persyaratan dari bank. Ketika jatuhnya harga sumber daya alam diikuti dengan jatuhnya harga real estate, sistem perbankan menjadi lemah dan bank dipakssa untuk emmotong peminjaman, menyebabkan tesesi ekonomi yang lebih dalam. Selain itu bank juga bersedia meminjamkan dananya untuk negara dengan sumber daya alam yang kaya ketika harga sumber daya alam naik dan akan sulit apabila harganya menjadi rendah, karena bank akan menarik pinjaman sedangkan negara dalam krisis karena uang pemasukan berkurang, karena itu negara dengan sumber daya alam yang kaya selalu mempunyai banyak hutang. Dan negara berkembang mempunyai kemampuan bertahan terhadapa ketidakstabilan hasil ekspor dibanding negara maju.
Selain itu pemasukan dan industri di bidang sumber daya alam mengakibatkan perusahaan-perusahaan lain tidak dapat bekompetisi, sehingga pertumbuhan pada sektor non sumber daya alam melambat sehingga meningkatkan jumlah oenganggutan karena sektor sumber daya alam relatif mempekerjakan sedikit orang.
Peran negara maju sangat besar disini karena merkalah melakukan privatisasi atau memonopoli sumber daya alam negara sumber daya yang melimpah. Dengan praktek suap dan korupsi, mereka membuat mental negara dengan SDA yang kaya tersebut terjajah,  memberikan pinjaman yang banyak dan sulit untuk dibayar sehingga mereka dapat mengontrol negar tersebut, memaksa sebuah kebijakan yang menguntungkan mereka, seperti praktek yang dilakukan oleh IMF, mereka melemahkan reformasi dengan mengabaikan dampak kebijakan yang mereka buat terhadap prilaku ekonomi dan politik.

Penyakit Belanda

Pernahkah anda mendengar istilah penyakit Belanda?. Ini bukan nama penyakit medis sejenis flu atau lainnya, melainkan ini adalah sebuah penyakit dalam perekonomian suatu negara. Economist menemukan istilah penyakit Belanda sekitar tahun 1970-an. Istilah ini menggambarkan krisis yang terjadi di perusahaan-perusahaan Belanda pada tahun 1960-an setelah ditemukannya ladang gas alam. Dalam kasus Belanda waktu itu, permintaan terhadap gas alam dari luar negeri meningkat, peningkatan ekspor gas alam menyebabkan permintaan terhadap mata uang negara itu juga meningkat. Dengan meningkatnya pembelian mata uang Belanda (gulden), maka nilai mata uang negara tersebut terhadap mata uang utama yaitu US dolar, franc Swiss dan lainnya akan menguat.
Dampak dari terjadinya penyakit Belanda ini, ekspor Belanda non-gas alam akan mengalami kerugian kompetitif karena harganya akan lebih mahal akibat penguatan mata uang dalam negeri. Hal ini disebabkan para produsen barang ekspor membiayai operasional perusahaannya dalam bentuk gulden dan mendapat pemasukan hasil ekspor dalam bentuk valuta asing utama misalnya US dolar. Penguatan gulden terhadap US dolar akan menyebabkan produsen barang ekspor non-gas alam memperoleh margin yang tipis dalam bentuk gulden, atau alternatifnya produsen mau tidak mau harus menaikkan harga barang ekspornya yang berdenominasi US dolar.
Gejala penyakit Belanda juga pernah dialami Rusia dalam kurun waktu 1998-2006 ketika ekspor minyak dan gas negara tersebut meningkat dan menaikkan nilai rubel Rusia dua kali lipat. Hal ini menyebabkan komoditas di luar minyak dan gas mengalami kerugian kompetitif. Persoalan harga memang hampir selalu menjadi pertimbangan utama, namun bicara soal competitiveness barang ekspor tidak melulu soal harga, melainkan juga kualitas. Ingat, akan selalu ada tempat di hati konsumen untuk produk berkualitas.


The Tragedy Of The Common

da yang menarik bagi saya dalam perjalanan saya dan beberapa teman ke Godean kemarin. Ketika kami sampai diperempatan ringroad seorang teman yang membaca baliho iklan alat elektronik besar menyeletuk. “sekarang AC murah-murah ya”, teman lain menjawab, “Berapa?”. Sesaat kemudian mengalir perbincangan tentang ketertarikan teman itu untuk membeli AC untuk rumahnya karena sekarang ini terasa semakin panas.

Saya kemudian teringat tentang teori Garrett Hardin yang disebut dengan Tragedy Of The Commons yang akhir-akhir ini saya rasa sangat relevan untuk menjelaskan fenomena berkaitan dengan perilaku orang-orang terhadap perubahan cuaca yang sedang kita rasakan bersama. Hardin mengatakan bahwa perilaku kita bersama terhadap resouce terbatas yang kita gunakan bersama dapat mengarah pada kerugian bersama ketika setiap orang bertindak demi keuntungan dirinya sendiri-sendiri. Salah satu contohnya adalah AC, ketika cuaca semakin dirasa panas orang kemudian berpikir bagaimana menjadikan cuaca di rumahnya dingin dan sejuk salah satunya memasang AC yang harganya kini semakin murah. Orang mungkin berpikir bahwa memasang satu atau dua AC dirumah tidak akan berdampak banyak bagi dunia, namun ketika 2 juta atau 3 juta orang berpikir yang sama maka pemasakan sekian banyak AC akan berdampak pada lebih panasnya dunia yang berdampak tidak hanya pada yang memasang AC tetapi juga terhadap orang lain.
Begitupun dengan perilaku kita terhadap BBM, terhadap sampah dan lain-lain yang kalau tidak disadarkan dengan benar terhadap dampak besar dari perilaku tersebut, perilaku itu akan terasa biasa, namun kalau direnungkan dampak ketika dilakukan bersama-sama akan terasa sangat besar dampaknya.

#dikutip dari : http://nasiruddin.edublogs.org/page/2/

Permasalahan dari populasi tidak hanya memerlukan solusi teknis, akan tetapi solusi mendasar yang mempertimbangkan mengenai moralitas. Dicontohkan dalam kasus sebuah perang nukir Wiesner dan York, bahwasannya tentara akan mengalami kenaikan power dalam militer ( akan tetapi hal ini menurunkan stabiltas keamanan dari suatu negara ). Solus teknis ini lebih mengarah pada teknik yang digunakan dalam ilmu alam, dan tidak mampu berbuat apapun dalam merubah nilai kemanusiaan sebagai ide dari adanya moralitas.
Problem dari populasi selalu mengaitkan technologically sebagai solusi, yaitu cara – cara memasukkan solusi teknik dan ini ternyata menimbulkan dampak bagi alam. Kita dapat mengoptimalkan permasalahan populasi yaitu menyadari bahwa semuanya terbatas. Populasi yang terbatas pastinya lebih menguntungkan daripada pada kasus peledakan populasi. Susah untuk mewujudkan populasi yang terbatas, karena alasan logika matematika dan juga biologi ( dimana untuk mempertahankan hidup, organisme harus mendapatkan sumber energi. Mengoptimalkan populasi berbeda dengan memaksimalkan populasi, mengoptimalkan lebih menekankan pada kualitas hidup organism yang dioptimalkan. Adam Smith menyatakan perlu adanya kontrol dari orang – orang sebagai suatu prosedur untuk mewujudkan populasi yang optimal.
Tragedy of Freedom in Commons
Whitehead menggunakan kata tragedi bukan untuk keadaan yang tidak membahagiakan. Tragedi terletak pada kesungguhan dari kekejaman tanpa belas kasihan dari bekerjanya suatu pikiran. Logika rasional mempertanyakan mengenai apa kegunaan menambah hewan peliharaan dalam ternak kita? Jawabannya adalah dari komponen negatif yang secara matematika dapat menambah keuntungan +1, dan komponen negatifnya dapat mengurangi keuntungan berupa -1. Secara kuantitas pastinya hewan menjadi bertambah, dan secara kualitas menjadi menurun. Kebebasan atau freedom membawa keruntuhan pada semua aspek hal dalam populasi. Edukasi dapat melawan tendensi secara natural pada pemikiran yang salah. Logika pada masyarakat umum yang digunakan juga harus dipahami untuk jangka panjang, misalnya penggunaan lahan pertanian untuk membuka industry real estate. Negara maritim yang mempunyai makna bebas memanfaatkan laut, juga kadangkala menjadi problem. The National Parks memberikan opsi lain tentang tragedy umum yang sedang terjadi, dimana didalamnya tidak ada barang privat serta adanya perasaan untuk menjaga secara bersama.
Pollution
Kita tidak punya perkembangan solusi dari apa yang terjadi pada polusi udara. Problem dari adanya polusi adalah konsekuensi dari populasi. Tragedi ini juga muncul dari banyaknya barang privat yang dimiliki oleh manusia, serta aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebebasan adalah kunci, bahwa hak dan kebebasan perlu diredefiniskan. Hal ini disebabkan penyalahgunaan makna kebebasan dan hak oleh manusia.
How To Legislate Temperance?
Moralitas adalah sebuah aksi dari fungsi pemerintahan sebagai sistem pada waktu tertentu dan membuktikan dengan aksi. Moralitas tidak hanya diartikan pada bentuk visual, akan tetapi lebih pada kata dan bukti. John Adams menyatakan bahwa perlu keterlibatan hukum dalam pemerintahan dan bukan dari kekuasaan pihak – pihak yang mempunyai kepentingan.
Freedom To Breed Is Intolerance
Pada permasalahan populasi, prinsip ‘dog eat dog’ adalah prinsip yang buruk. Kita dapat mengetahui bahwa anak – anak dalam keluarga banyak yang tidak mempermasalahkan masalah – masalah publik. Pasangan yang menginginkan anak selalu menggunakan kebebasan untuk mempunyai anak dalam keluarga yang mempengaruhi jumlah populasi manusia.
Conscience Is Self – Eliminating
Keturunan dari generasi selanjutnya memungkinkan untuk meneruskan apa yang dilakukan oleh generasi sebelumnya, misalnya adalah balas dendam. Sifat dari suara hati generasi ke generasi, bersifat turun – temurun. Akibatnya attitude akan ditransmisikan ke generasi selanjutnya.
Pathogenic Effects Of Conscience
Kadangkala orang – orang membenarkan suatu tindakan mengeksploitasi alam, dikarenakan ia beralasan dari suara hati. Bentuknya yaitu intended communication dan unintended communication. Banyak kita dengarkan adanya responsible parenthood yaitu pasangan yang seperti organisasi dan mengontrol kelahiran anak. Responsibility dalam konteks ini yaitu to get something for nothing. Responsibility ini merupakan produk dari perencanaan sosial tertentu.
Mutual Coercion
Mutually Agreed Upon
Coercion kadangkala mempunyai implikasi pada tindakan sewenang – wenang yang tidak ramah, dan birokrat yang tidak responsif. Penulis menekankan bahwa coercion ini tercipta secara dua arah atau saling menguntungkan dan disetujui. Asumsi ketidaksadaran adalah bahwa status quo adalah keadaan yang sempurna dan kita mempunyai pilihan diantara reformasi atau tidak melakukan apapun. Aksi dalam status quo dapat dilakukan dengan cara : aware, mengkomparasikan diantara keuntungan dan ketidakuntungan dari reformasi dan mengurangi sebisa mungkin kegagalan dari eksperimen.
Recognition Of Necessity
Kesimpulan dari semuanya adalah bersifat justifiable ( dapat dijustifikasi ). Pertama, saran dari penulis adalah kita harus meninggalkan kebiasaan seperti food gathering, penutupan lahan pertanian, mengawasi padang rumput dan perburuan dalam area perikanan. Pastinya hal ini tidaklah dapat dilakukan dengan sempurna. Negara - negara juga gencar berperang pada polusi dari industry – industry yang ada. Pemerintahan juga harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal demi melengkapi kebutuhan transportasi bagi populasi. Makna dari hak dan kebebasan menjadi sebuah masalah di jaman modern. Kebebasan hanya dimaknai melakukan sesuatu dengan bebas dan sesuka hati. Kebebasan adalah pengakuan dari adanya kebutuhan manusia. Harus diingat bahwa tidak ada solusi teknis yang memecahkan misteri dari fenomena peledakan penduduk. Suara nurani dapat dipelihara dalam jangka panjang untuk memikirkan kembali apa yang kita lakukan, dan pertimbangan dari kegelisahan untuk jangka pendek. Peran edukasi adalah untuk membuka peluang memerangi kebebasan yang dapat merusak alam. 

#dikutip Dari: http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/27/the-tragedy-of-the-common/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar