PENDAHULUAN
A. Sejarah Singkat
Durian merupakan tanaman buah berupa
pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri
yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan
untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari
hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Para ahli
menafsirkan dari daerah asal tersebut durian menyebar ke selurua Indonesia yaitu melalui Muangthai menyebar ke Bima,
India dan Pakistan adanya penyebaran sampai sejauh itu, karena akibat pola
kehidupan masyarakat saat itu tidak menetap. Buah durian sudah dikenal di Asia
Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang
(Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur). Sebutan populer durian adalah
"raja dari segala buah" (King of Fruit), dan durian adalah
buah yang kontroversial. Meskipun banyak yang menyukainya, sebagian yang lain
muak dengan aromanya.
Saat ini, permintaan dan
harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi
siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah
prospek usaha agribisnis yang bagus.
B. JENIS TANAMAN
Tanaman durian termasuk famili
Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah
tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada
puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan
disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut
adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi),
simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol
(Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
C. MANFAAT
TANAMAN
Manfaat durian selain sebagai
makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya,
yaitu:
- Tanamannya
sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
- Batangnya untuk bahan
bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon
sebab kayunya cenderung lurus.
- Bijinya yang memiliki kandungan
pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat
dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
- Kulit dipakai sebagai bahan abu
gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai
hancur.
D. SENTRA PENANAMAN
Di
Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra.
Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di
sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia
Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia
Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif
oleh negara Thailand.
Jumlah
produksi durian di Filipina adalah 16.700 ton (2.030 ha), di Malaysia 262.000
ton (42.000 ha) dan di Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun 1987-1988.
Di Indonesia pada tahun yang sama menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) dan pada
tahun 1990 menghasilkan 275.717 ton (45.372 ha).
PEMBAHASAN
1. PROSES PRODUKSI / BUDIDAYA
1.1.
Syarat Tumbuh
1.1.1 Iklim
1. Curah hujan untuk tanaman durian
maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata
sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada
hujan terus menerus.
2. Intensitas cahaya matahari yang
dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun),
tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga
bibit harus dilindungi/dinaungi.
3. Tanaman durian cocok pada suhu
rata-rata 20°C-30°C. Pada suhu 15°C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan
tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C daun akan terbakar.
1.1.2.
Media Tanam
1. Tanaman durian menghendaki tanah
yang subur (tanah yang kaya bahan organik). Partikel penyusunan tanah seimbang
antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.
2. Tanah yang cocok untuk durian adalah
jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam
keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian
bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.
3.
Derajat
keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH
optimum 6-6,5.
4.
Tanaman
durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan
kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika
kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan
kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.
1.1.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian
tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga
tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang
berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang
datar rata.
1.2. Pedoman Budidaya
1.2.1.
Pembibitan
a.
Persyaratan Benih:
Biji untuk bibit dipilih dari biji
yang memenuhi persyaratan:
·
Asli
dari induknya.
- Segar
dan sudah tua.
- Tidak
kisut.
- Tidak
terserang hama dan penyakit.
b.
Penyiapan Benih dan Bibit
Perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara
generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).
1) Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih
biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar
daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat
terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar
tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji
dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun
waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.
2)
Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan
biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari
tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji
yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8-10
bulan, dapat diokulasi, dengan cara:
1.
Kulit
batang bawah disayat, tepat di atas matanya (1 cm). Dipilih mata tunas yang
berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
2.
Sayatan
dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.
3.
Kulit
yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
4.
Sisipan
“mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk
perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian
di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila berwarna
hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
3) Penyusuan
Ø Model tusuk/susuk
- Tanaman
calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang
belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah
sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang
bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang
runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan.
Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat
kuat-kuat dengan tali rafia.
- Selama masa penyusuan batang
yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus
disangga atau diikat pada tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya
tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram
agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa
dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang
disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan
setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih
berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum
berkayu keras.
Ø Model sayatan
- Pilih
calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang
sudah berbuah dan besarnya sama.
- Kedua
batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua
batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
- Setelah kedua batang tersebut
disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan
diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
- Setelah 2-3 minggu, sambungan
tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata
bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut berhasil.
- Kalau sambungan berhasil, pucuk
batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur.
Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas
juga dipotong.
- Maka akan terjadi bibit durian
yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari
ranting/cabang pohon durian dewasa.
4) Cangkokan
Batang durian yang dicangkok
harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah
berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih
besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan.
Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan,
atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi
dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:
1.
Pilih
cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
2.
Sayap
kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
3.
Bersihkan
lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
4.
Bagian
bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika
menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1. Media
cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat
agar media tidak jatuh.
5.
Sekitar
2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar
sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian
berisi media tanah yang subur.
5) Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Bibit durian sebaiknya
tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat
persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah
dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan
dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya
biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir
perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali
besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh
terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20°C-23°C). Biji ditanam
dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang menempel ke
tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4 bagian masih
harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm membujur
dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan
larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya
kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan
tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu tutup
plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap
dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.
6) Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam
di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau berumur 7 - 9 bulan
setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin
dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya
helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.
1.2.2 Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan
yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah,
analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal
penanaman, pengaturan volume produksi.
2) Pembukaan Lahan
Lahan calon kebun
durian paling tidak harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1.
Suplai
air harus cukup
2.
Terhindar
dari banjir dan air menggenang
3.
mempunyai
saluran irigasi yang baik, bila tidak ada mesti dibuatkan.
4.
mempunyai
kontur tanah yang datar. Apabila
konturnya naik turun atau bergelombang, harus diubah menjadi bertangga- tangga (terasering).
5.
ketinggian
lahan untuk tanaman buah- buahan tropis seperti durian, ideal dalam kisaran
0-400m dari permukaan laut, atau setinggi- tingginya 600m dari permukaan laut.
6.
lapisan tanahnya gampang ditembus akar. Top soil, yaitu lapisan tanah bagian
atas mulai dari 0 cm sampai kedalaman 20-30 cm; dan sub oil, yaitu lapisan tanah di bawah top soil, mempunyai pH tanah yng netral. Untuk tanaman buah- buahan
tropis pH tanah optimal adalah 6,5.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan
pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian
dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi. Untuk ukuran bedengan lebar 1
m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan
kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah
disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur.
Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika
bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan
jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan
lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar
masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi
pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.
4) Pengapuran
Keadaan tanah yang kurang
subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) dan latosol
(merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 - 6 dan penyusunannya
kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan
pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian
yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran,
sebaiknya tanah dipupuk dulu dan dilsiram 4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan
unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah
dolomit.
1.2.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak
tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta
sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak
tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak
tanam 12 m x 12 m. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian
masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari.
Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti
(lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan
ubi jalar.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan
tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit
durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah
galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah
galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering
terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah
galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35
kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk
kandang dan 1 kg fospat.
Untuk menghindari gangguan
rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran seperti
Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit
setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutupan
lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit.
3) Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam
di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus,
yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat.
Lubang tanam yang
tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan
tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan
penanaman dengan cara sebagai berikut :
1.
Polybag/pembungkus
bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
2.
Bibit
dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
3.
Lubang
ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan
tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
4.
Pangkal
bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
5.
Di
atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini
sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari
secara langsung.
1.2.4. Pemeliharaan Tanaman
1)
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan buah
bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya
untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup,
rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap tahunnya. Penjarangan
dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga
selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).
Penjarangan dapat
dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau
bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan
sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap
meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati
dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh
buah yang ada.
2) Penyiangan
Untuk menghindari
persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan, perlu
dilakukan penyiangan ( diameter 1 m dari pohon durian).
3) Pemangkasan/Perempelan
a) Akar durian
Pemotongan akar akan
menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama ± 1 musim. Selama
itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi
cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan
lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai
berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati
batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua
sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari
pangkal batang.
b) Peremajaan
Tanaman yang sudah tua
dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar
sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan
dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi
batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin parafin.
Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang
tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan,
tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi
tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5 m
tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh
terlalu dekat dengan tanah.
c) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan
dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik dan
dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang
akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan
kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Dengan
demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah
horizontal.
4)
Pemupukan
Sebelum melakukan
pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan
unsur hara yang terkandung dalam tanah.
a) Cara memupuk
Pada
tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan
dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan
disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam
selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah
diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
b) Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang
digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta
pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah
tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr
perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap
empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman
dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada
musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara. menggali lubang mengelilingi
batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian
yang telah berumur =3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah
itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis
sebelumnya. Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon
maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan
pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang
berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat
tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).
5)
Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan
banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama
atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan
penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau.
Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga
kali seminggu. Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan
tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air
drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan
pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat
pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik
dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan
tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin
yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan
serangga. Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya
Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan
penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.
7) Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur
tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ
tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur tambahan hara pada tanaman.
ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan
dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab
pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.
1.2.5. Hama dan Penyakit
Ø Hama
1.
Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
o Ciri: telur diletakkan pada kulit buah
dan dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah
menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah hingga
masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai menjadi dewasa.
Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua.
o Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar
dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga
penggerek buah ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur
ini dilakukan secara periodik setiap menjelang musim kemarau.
o Pengendalian:
dilakukan dengan insektisida,
seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.
2. Lebah
mini
o Ciri: hama ini berukuran kecil, tubuhnya
berwarna coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih lebar. Setelah lebah
menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva),
hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama hama tersebut mengalami masa
istirahat (bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah.
Setelah menjadi lebah serangga ini mencari makan dengan cara menggerek
ranting-ranting muda dan memakan daun-daun muda.
o Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion
40 EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC
dosis 420 gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).
3. Ulat
penggerek bunga (Prays citry)
o Ulat ini menyerang tanaman yang baru
berbunga, terutama bagian kuncup bunga dan calon buah.
o Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan
kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak
kecoklatan, abu-abu dan bertubuh langsing.
o Gejala:
kuncup bunga yang terserang akan
rusak dan putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk
bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek
ulat. Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut.
o Pengendalian: dengan menyemprotkan obat-obatan
seperti Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400
gram/liter).
4. Kutu
loncat durian
o Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan
tubuhnya diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk
tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan kutu loncat yang menyerang tanaman
lamtoro.
o Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang
pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun
sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap
cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan
merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.
o Pengendalian: daun dan ranting-ranting yang
terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat
dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5
liter air.
Ø Penyakit
1. Phytopthora
parasitica dan Pythium complectens
o
Penyebab: Pythium complectens, yang menyerang
bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan.
o
Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan ke
pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka.
Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organik yang
terangkut air.
o
Gejala: daun durian yang terserang
menguning dan gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan
ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya.
Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar
hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung
akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit
tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh
menjadi merah jambu.
o
Pengendalian:
w Upayakan drainase yang baik agar
tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu
hujan;
w Pohon yang sakit dibongkar sampai ke
akarnya dan dibakar;
w Pilih bibit durian kerikil untuk
batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur sehingga
dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.
2. Kanker bercak
o
Penyebab: Pythium palvimora, terutama
menyerang bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran oleh spora sembara bersamaan
dengan butir-butir tanah atau bahan organik yang tersangkut air. Penyebaran
penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur
dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35°C.
o
Gejala: kulit batang durian yang terserang
mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah
kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke
kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.
o
Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air
hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit; (5)
dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat
dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka
diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.
3. Jamur upas
o
Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu
terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada
cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke
dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.
o
Pengendalian:
w serangan jamur yang masih pada
tingkat sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang
terserang degan fungisida, misalnya calizin RM;
w jika jamur sudah membentuk kerak
merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke
bawah bagian yang berjamur;
w Dengan menyemprotkan Antrocol 70 WP
(propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.
2. TEKNIK PENANGANAN PANEN DAN PASCA
PANEN
2.1.
Panen
Ø Ciri dan Umur Panen
Pada
umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh
pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-Februari
buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan
tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah. Warna durian yang hampir
masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yang sudah masak
umumnya ditandai dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak
bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan
kulitnya.
Ø Cara Panen
Buah
durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah tidak
langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali
plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari batang
atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut
dapat diambil dalam keadaan utuh. Buah durian dari pohon rendah dapat dipetik
dengan menggunakan pisau tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling
atas, ± 1,5 cm dari lahan. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati
karena di tempat ini terdapat bahan tunas yang akan berbunga pada musim
berikutnya. Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi sebaiknya
dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai agar tidak jatuh ke tanah.
Durian yang jatuh ke tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit
karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol dan asam.
Ø Prakiraan Produksi
Jumlah durian yang
dapat dipanen dalam satu pohon adalah 60-70 butir perpohon pertahun dengan
bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah yang lebih banyak lagi
maka bobot buah akan turun.
2.2. Pascapanen
Ø Pengumpulan
Di tempat pengumpulan
setiap tangkai durian diberi label khusus atau dicat dengan warna tertentu
untuk menunjukkan kebun asal durian. Bila kualitasnya kurang baik dapat
diperbaiki pada tahun berikutnya.
Ø Penyortiran dan Penggolongan
Hasil panen dikumpulkan,
diseleksi dan dipilah-pilah berdasarkan ukuran. Seleksi perlu dilakukan agar
tidak ada buah cacat yang ikut terkirim, terutama bila buah ini akan dijual
atau diekspor.
Ø Penyimpanan
Durian yang sudah
terpilih dicuci dan disemprot dengan air agar kotoran yang menempel pada
kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air yang telah
diberi fungisida Aliette 800 WP yang berbahan aktif Aluminium tris
(Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari
serangan busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman
dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian beserta petinya dimasukkan
ke dalam gudang yang cukup mendatangkan penerangan.
Ø Pengemasan dan Pengangkutan
Buah
durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah dibungkus
kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastik berisi satu
butir buah durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastik dibungkus lagi
dengan kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton
setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak
karton berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat
plastik) tebal yang tidak mudah robek jika terkena gesekan. Teknologi
pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara agar ada sirkulasi udara,
tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan keluarnya bau, sehingga
tidak ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka
jika di dalam ada durian yang matang baunya tidak tercium menyengat sampai
keluar.
Ø Penanganan Lain
Bila ingin menghasilkan
durian beku untuk dipasarkan ke tempat yang jauh, maka dapat dilakukan cara
pengepakan fakum udara, cara ini banyak dipakai oleh petani Thailand. Setelah
dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam alat fakum udara selama 35-40
menit dengan suhu 40°C di bawah nol. Setelah itu, buah durian dimasukkan ke
dalam plastik berukuran 300 gram dan diletakkan dalam kamar pendingin dengan
suhu 18°C di bawah nol.
3.
TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PANEN (PRODUK)
3.1.
Mengolah Buah Durian
Harga
durian di Sumatra lebih murah di bandingkan di Jakarta. Hal ini dapat dimklumi
karena produksinya melimpah, konsumennya terbatas dan mutu buahnya belum
memenuhi standar (daging tebal, biji kecil, rasa manis dengan struktur halus
dan kering). daging buah durian tersebut dapat diawetkan menjadi makanan
sebagai berikut agar memiliki umur simpan yang cukup lama:
a.
Buah
durian di buat menjadi dodol atau lempok. Ini terutama untuk buah yang telah
matang penuh. Cara membuatnya, daging buah dikumpulkan di dalam kuali dan
diberi gula aren. Kemudian diaduk diatas api kecil. Angkat bila sudah matang.
b. Selain buah durian dibuat menjadi
dodol dan lempok ternyata buah durian bisa juga dibuat tepung untuk buah yang
belum matang, tetapi sudah tua agar zat patinya tinggi. Cara membuatnya, daging
buah dikeringkan, kemudian ditumbuk halus. Untuk mendapatkan mutu yang sama
maka hasil tumbukan diayak.
3.2.
Mengolah biji durian
Biji
durian yang telah tua dapat diolah menjadi makanan yang lezat, yakni dibuat
keripik dan tepung biji durian. Adapun cara membuat tepung biji durian yakni,
biji durian dibansing (dicelup kedalam air panas), kemudian direndam dalam air
kapur selama 1-3 jam. Selanjutnya di iris tipis-tipis, lalu dijemur sampai
kering. setelah itu baru ditumbuk sampai halus.
4.SISTEM PEMASARAN DAN ANALISIS
EKONOMI
4.1.
Sistem Pemasaran
4.1.1. Peluang Agribisnis
Peluang bisnis durian sangat bagus.
Untuk pasar luar negeri pada tahun 1983-1987 dikirim ke negara Taiwan,
Singapura, Malaysia dan Hongkong. Dan pada tahun 1989 permintaan meningkat ke
negara Prancis, Belanda, Brunei, australia, Saudi Arabia dan Jepang. Bahkan
pada tahun 1999 di Jepang harga durian dapat mencapai 10.000 yen (Rp
700.000,-). Peluang pasar di Indonesia juga sangat bagus, harga durian
berkualitas dapat mencapai Rp 30.000,-/kg. Sedangkan untuk buah durian
dipasaran dan kualitasnya biasa-bisa saja mencapai Rp. 15.000,-/buah. Selama
ini perdagangan durian lebih dikuasai oleh negara Thailand, hal ini disebabkan
oleh mutu buah yang bagus. Padahal Indonesia dapat melakukan hal yang sama
apabila mutu ditingkatkan. Bahkan Indonesia memiliki varietas yang beragam dan
berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang profesional dan dibantu oleh
kemudahan-kemudahan dari pemerintah durian Indonesia mampu menguasai pasar
dunia.
4.1.2. Standar Produksi
a.
Ruang Lingkup
Standar
produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh,
cara uji, pengemasan dan syarat penandaan.
b.
Diskripsi
Standar
mutu buah durian di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI
01-4482-1998.
c.
Klasifikasi dan Standar Mutu
Buah durian diklasifikasikan dalam 3
jenis mutu, yaitu Mutu I, Mutu II dan Mutu III.
- Kerusakan: mutu I=tidak ada (bebas
penyakit dan serangga); mutu II=tidak ada (bebas penyakit dan serangga);
mutu III=tidak ada (bebas penyakit dan serangga).
- Cacat: mutu I=tidak ada; mutu II=ada;
mutu III=ada.
- Rasa dan aroma: mutu I=baik sesuai kultivar;
mutu II=baik sesuai kultivar; mutu III=baik sesuai kultivar.
- Kekerasan daging: mutu I=keras/sedang; mutu
II=keras/sedang; mutu III=keras/sedang.
- Kesegaran buah: mutu I=segar; mutu II=segar;
mutu III=segar.
- Warna daging buah: mutu I=sesuai kultivar/kuning;
mutu II=sesuai kultivar/kuning; mutu III=sesuai kultivar/kuning.
- Kesegaman Kultivar: mutu I=seragam; mutu
II=seragam; mutu III=seragam.
- Perbandingan berat dengan biji: mutu I >2; mutu II >1;
mutu III=boleh < 1.
Pengemasan
Buah durian seyogyanya dikemas sesuai
dengan pasar yang dituju. Untuk Pasar Eropa, Ameriak dan Kanada, disukai buah
durian yang beratnya 2,5-3,5 kg/buah dan dikemas dengan kotak karton
berkapasitas 10-12 kg. Untuk pasaran Hongkong dipilih buah durian yang beratnya
2-4 kg/buah dan dikemas dalam keranjang bambu berkapasitas 35-50 kg. Sedangkan
untuk Malaysia dan Singapura atau pasar lokal dikehendaki buah durian dengan
berat 2,0-5,0 kg/buah yang dikemas dalam keranjang bambu atau peti kayu, atau
tanpa kemasan langsung ditumpuk ai atas bak truk. Label atau gantungan yang
menyertai setiap kemasan harus mudah dilihat dan berisi informasi :
- Dihasilkan
di Indonesia.
- Nama
perusahaan/eksportir.
- Nama
kultivar durian.
- Kelas
mutu.
- Jumlah
buah dalam kemasan.
- Berat
kotor.
- Berat
bersih.
- Identitas
pembeli di tempat tujuan.
- Tanggal
panen.
- Tanggal
buah itu enak dimakan.
- Tanggal
buah itu tidak enak lagi dimakan.
4.2. Analisis Ekonomi
Perkiraan analisis usaha tani
tanaman durian seluas 1 ha pada tahun 1998.
1)
Biaya produksi
1.
Tanah
1 ha @ m 2 x Rp. 15.000,- Rp.
15.000.000,-
2.
Bibit
:150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp.
7.500.000,-
3.
Pupuk
o Pupuk kandang: 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-
o UREA: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
o TSP: 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp.
2.100.000,-
o KCl: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp.
2.240.000,-
o NPK: 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp.
3.920.000,-
o Hormon/mineral: 70 liter @ Rp.
3.500,- Rp. 245.000,-
4.
Obat
dan pestisida
o Insektisida: 150 liter @ Rp. 5.000,-
Rp.
750.000,-
o Fungisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
5. Alat dan bangunan
o Bangunan dan sumur Rp. 2.500.000,-
o Alat semprot: 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-
o Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
o Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp.
7.000,-
o Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp.
6.000,-
o Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp.
15.000,-
o Gunting pangkas: 3 buah @ Rp.
5.000,- Rp. 15.000,-
o Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp.
6.000,- Rp.
12.000,-
o Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp.
15.000,-
6. Tenaga kerja tetap
o Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp.
30.000,- Rp. 3.600.000,-
o Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp.
225.000,-
o THR 5 x Rp. 25.000,- Rp.
125.000,-
7. Tenaga kerja lepas
o
Membuat
lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp.
45.000,-
o
Memupuk
dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp.
75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp.
42.115.000,-
2)
Pendapatans
- Tahun ke-5 produk ke 1 = 25/100
x 150 x 30 x Rp. 30.000= Rp. 33.750.000,-= Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000
- Rp. 8.365.000,-
- Tahun ke-6 produk ke 2 =25/100
x 150 x 60 x Rp. 30.000= Rp. 67.500.000,-= Rp. 67.500.000 – (Rp.8.365.000
+ Rp. 16.765.000) - Rp. 42.370.000
- Pada tahun ke-7 keuntungan
sudah dapat menutupi investasi yang dikeluarkan
3)
Investasi rata-rata/pohon: Rp. 175.096,66